Suta Unu , yang dilahirkan dengan nama Abu adalah putera asli
Dayak Maanyan. Pada masa penjajahan,
Suta Unu merupakan salah satu pelaku sejarah khususnya untuk suku Dayak Paju
Epat dan Dayak Maanyan.
Meski bukan raja dan bukan pula pengkhianat, ia adalah
seorang “ Pemimpin Suku Dayak Maanyan “. Beliau adalah satu – satunya pemimpin
yang mampu mempersatukan Suku Dayak Maanyan , terhadap berbagai kesulitan hidup
akibat di tindas oleh Kerajaan Banjar yang dianggap terlalu mengedepankan
ekspansi kerajaan Islam pada saat itu. Padahal, dikalangan Suku Maanyan,
sebelumnya tidak pernah terjadi perselisihan dan eksploitasi masalah perbedaan
agama atau kepercayaan. Justru budaya dari luarlah yang mengubah perilaku suku
– suku di Kalimantan.
Rumah Suta Unu |
Sejak dahulu, kerukunan antar – agama Kaharingan dan Islam
berlangsung dengan sangat damai. Mereka mampu hidup secara berdampingan dan
bekerja sama. Namun oleh karena kekuasaan dan kepentingan politik, kedamaian
ini seringkali dirobek. Khususnya semasa Perang Banjar ( 1859 – 1905 ), di mana
Kerajaan Banjar berkeinginan kuat untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
Dari perluasan wilayah itulah, maka wilayah – wilayah yang
dikuasainya harus membayar pajak. Jelas, ini sangat memberatkan bagi rakyat
kecil . Sebagai seorang yang memiliki darah pemimpin, Suta Unu lantas tampil
mempersatukan Suku Dayak Maanyan.
Oleh karena keberanian, kejujuran,dan sifat kepemimpinannya
yang sangat menonjol, pada usia relatif muda, yaitu 27 tahu, Suta Unu diangkat
langsung oleh Kerajaan Hindia Belanda sebagai pemimpin yang diwilayahnya
disebut District Van Osst atau Dusun
Timur.
Walaupun Suta Unu masih belum diakui sebagai pahlawan
nasional, namun paling tidak sejarah mencatat bahwa Suta Unu termasuk seorang
pahlawan pemberani dan mendapat penghargaan Bintang Satria dari pemerintah
Belanda.
Karena kedekatannya dengan Kolonial Belanda itulah, ada pula
yang menyebut Suta Unu sebagai seorang pengkhianat. Entahlah, itu tergatung
darimana sudut pandang kita. Jika dari sisi Kerajaan Banjar, mungkin beliau
dicap pengkhianat karena tidak tunduk lagi pada hegemoni kekuasaan Kerajaan
Banjar. Tetapi, jika dari sudut pandang suku – suku di wilayah District Van Osst Dusun Timur, Suta Unu
adalah pemersatu.
Namun, terlepas dari semua perdebatan, tentang apa dan siapa
Suta Unu sebenarnya, saat ini makam Suta Unu menjadi salah satu objek wisata.
Makam Suta Unu atau yang lebih di kenal sebagai Tamak Mas di kalangan
masyarakat, terdapat di Kalimantan Tengah, tepatnya di Desa Telang, Kecamatan
Paju Epat, 21 KM dari ibukota Kabupaten Barito Timur.
Makam Suta Unu, salah satu tujuan wisata sejarah dan mitos
dari Kabupaten Barito Timur, adalah objek wisata yang potensial. Namun, adanya
perhatian, perbaikan serta pengelolaan sangat diperlukan untuk Makam ini.
Karena, apabila Makam ini dikelola dengan baik, maka akan menjadi suatu Objek
Wisata yang memiliki daya tarik dan dapat memberikan prospek yang menjanjikan
pada pasar pariwisata dikemudian hari.
Sumber : Menjelajah Eksotisme dan Keajaiban Alam Barito
Timur.