Yummy Cupcake

Kamis, 18 Oktober 2012

Resume Sosiologi Umum TPB : STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN "Penilitian di Tiga Desa Santri"


STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN
Penelitian di Tiga Desa Santri
Oleh : Sunyoto Usman

            Dalam percakapan sehari – hari istilah elit sering berkonotasi negatif. Tetapi dalam sosiologi, konsep tentang elit sebenarnya tidak seburuk itu. Elit biasanya didefinisikan sebagai suatu kelompok kecil  dalam masyarakat yang tergolong disegani, dihormati, kaya serta berkuasa. Mereka adalah kelompok minoritas superior yang posisinya berada pada puncak strata, memiliki kemampuan mengendalikan aktifitas perekonomian dan sangat dominan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Sedangkan kelompok mayoritas yang dikuasai dan didominasi oleh elit disebut massa. Mereka adalah mayoritas inferior, yang posisinya dalam stratifikasi masyarakat berada dibawah, tidak memiliki kemampuan mengendalikan kegiatan ekonomi dan politik, serta kurang begitu diperhitungkan dalam poses pengambilan keputusan.
            Kelahiran kelompok elit dalam masyarakat terbagi menjadi dua pendapat, yaitu pendapat pertama adalah yang percaya bahwa kelompok elit lahir dari proses yang alami. Mereka memiliki kapasitas personal yang lebih potensial dari pada massa.
Pendapat kedua adalah yang percaya bahwa kelompok elit lahir akibat dari kompleksitas organisasi sosial, terutama dalam menjawab tantangan heterogenitas masalah ekonomi dan politik.
Di pedesaan, jumlah anggota kelompok elit biasanya tidak banyak. Mereka adalah anggota masyarakat yang mempunyi jabatan formal dalam pemerintah desa     ( pamong desa ) pengurus lembaga sosial pedesaan, petani kaya, guru desa, atau para pegawai negeri yang tempat bekerjanya ugkin dikota atau didesa yang lain. Kelompok elit boleh jadi juga diisi oleh informal leaders yakni individu-individu yang banyak didengar pendapatnya oleh masyarakat dan diikuti petunjuknya meskipun mereka tidak mempunyai jabatan formal, baik dalam pemerintah maupun dalam lembaga sosial pedesaan.

RUANG LINGKUP
Fenomena desa santri dalam studi masalah pembangunan dan struktur interaksi kelompok elit tampil menjadi episode penelitian yang menarik karena didesa lazimnya masih ada dominasi tokoh figur tokoh agama. Meskipun legitimasi kepemimpinan mereka pada awalnya berkaitan dengan aktivitas keagamaan, namun pada perkembangannya mereka kelihatan mapan berperan dalam urusan yang berkaitan dengan politik.
Sementara itu perencanaan, organisasi, pengawasan serta alokasi dana pembangunan pedesaan kita masih lebih banyak ditentukan atau dicantumkan oleh pemerintah pusat. Dalam suasana semacam itulah kelompok elit lalu banyak terlibat dalam proses pembuatan keputusan penting bagi upaya memperoleh hasil yang maksimal.

PENDEKATAAN
Ada tiga macam pendekataan yang lazim digunakan oleh peneliti sosial utuk mengidentifikasi kelompok elit yaitu :
1.    Positional approach ( mencari individu yang menempati posisi penting dalam lembaga sosial ).
2.    Reputational approach ( mencari wawancara mendalam dengan informan kunci uantuk mengklasifikasikan tokoh yang menjadi panutan masyarakat ).
3.    Decisional approach ( melihat penampilan nyata tokoh masyarakat dalam proses pengambilan keputusan ).
Sedangkan kedudukan elit dalam jaringan dapat dikategorikan menjadi empat macam, yaitu the liaison ( elit yang menghubungkan dua klik atau lebih ), the bridge   ( elit anggota satu klik yang menghubungkan kliknya dengan klik lain ), the ember      ( elit yang dalam jaringannya hanya menjadi anggota saja dan tidak memiliki peranan, the isolated ( elit yang tidak berhubungan  dengan elit lain atau terisolir ).

BEBERAPA INFORMASI
Sejumlah informasi penting yang didapatkan oleh pembaca perhitungan data adalah sebagai berikut:
1.      Dalam kegiataan yang berkaitan dengan implementasi pembangunan pedesaan, hampir semua anggota kelompok elit saling berinteraksi membentuk jaringan sosiometris
2.      Derajat intergrasi elit pada jaringan interaksinya cukup bervariasi. Semakin banyak jumlah hubungan tidak langsung yang dimiliki oleh seorang elit semakin tinggi pula derajat intergrasi elit itu dengan kawan interaksinya         ( contactees ).
3.      Jumlah klik dimasing-masing desa terpilih sebagai lokasi penelitian ini juga berbeda-beda.
4.      Kategori peranan elit dalam jaringan juga bervariasi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok elit pamong desa dan petani kaya mempunyai peranan dalam jaringan lebih banyak dibandingkan dengan anggota kelompok elit pemuka agama.

CATATAN AKHIR
Kelompok elit pamong desa boleh jadi masih mampu mengantisipasi tuntuntan yang muncul dalam masyarakat dan melerai konflik yang terjadi. Tetapi interaksi antar mereka elit desa perlu diubah dari yang biasanya hanya dilakukan utuk menjawab kepentingan masing-masing ( exchange relationships ) kearah hubungan yang koordinatif ( coordinative relationships ) yang lebih dilandasi keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

My Acta Diurna Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez