TOLONG BANTU PERBAIKI
PERTANIAN KAMI
Oleh : Muhammad Syaifullah
Beberapa
tokoh masyarakat di
Kondolo wilayah
Tanjung Limau melakukan pertemuan dengan beberapa jagawana yang dipimpin
oleh Ade Suharso. Pertemuan ini terkait permasalahan yang terjadi akibat
masyarakat yang terus menerus menebangi pohon di hutan.
Menurut
Ade Suharso, ketegangan yang terjadi antara petugas dilapangan dengan
masyarakat karena putusnya komunikasi kedua belah pihak. Sebab, kemiskinan yang
mereka alami selama ini karena pemerintah daerah sendiri minim memperhatikan
mereka. Namun asumsi itu ternyata salah, karena sekarang justru masyarakat yang
ada di dalam kawasan sulit dikendalikan, bahkan orang luar pun sudah banyak
masuk. Diperkirakan, maraknya aksi pengambilan lahan ini bersamaan dengan
dengan adanya proyek pengaspalan jalan dan pemasangan tiang listrik.
Sasaran
kelompok masyarakat ini adalah untuk mendapat ganti rugi. Disamping itu, ada
beberapa kelompok masyarakat pendatang yang memang ingin membeli lahan di
kawasan itu. Sedangkan masyarakat yang bermukim didalamnya, selain tetap mempertahankan
lahannya, juga ikut membuka lahan hutan.
Menurut
Direktur Yayasan Bina Kelola Lingkungan ( BIKAL ), persoalan TN Kutai tidak
bisa dilihat secara parsial. Kondisi yang terjadi sekarang sebagai akumulasi
persoalan sejak awal kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Beban
terbesar yang diterima TN Kutai sejak awal, yakni tidak adanya singkronisasi
kebijakan soal hutan ini antara pemerintah pusat, Pemda Kaltim dan Pemda Kutai.
Akibatnya,
sampai kini tidak ada batas yang jelas wilayah-wilayah desa mereka dan kawasan
TN Kutai sendiri. Keadaan ini membuat hubungan antara jagawana dengan warga
menjadi ada jarak, bahkan tidak jarang saling terjadi berbenturan kepentingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar